Saturday, March 21, 2015

Saya dan teman

                         Foto Saya Dan Teman-Teman














Friday, February 13, 2015

Saturday, November 22, 2014

Drama 5 Orang by Fuat


         Drama by fuat turi

  awalnya ini saya di suruh bu guru untuk membuat drama,,,,,, mapel bahasa indonesia.................

          Hadiah Kecil Untuk Ayah dan Ibu

Pemain       : 1.     Fu’at ( Ayah )

                     2.    Ulfa ( Ibu )

                     3.    Fitroh (Adik )

                     4.    Laila ( Kakak )
                     5.    Fakhiyah ( Nenek / Ibu Fu’at )


Pada pagi hari,tampak sepasang suami istri yang berada di depan rumah, Fu’at dan Ulfa sedang membicarakan hal yang serius. Ulfa tidak senang jika Ibu Fu’at yang sudah renta tinggal di rumah mereka karena ia hanya akan merepotkanya.

Ulfa        : “Apa kita bunuh saja,mas?Aku sudah nggak tahan lagi.”
Fu’at      : “Sabar,dek …nanti juga mati sendiri kok.”

Ulfa        : “Gimana kalau kita bawa saja dia ke hutan,lalu kita tinggalkan dia di sana.”
Fu’at       :  (Terdiam dan berpikir)

Ulfa        : “Gimana mas? Bisa kan?,”(Sedikit merengek)
Fu’at       : “Ibu kan sudah tua,umurnya sudah 82 tahun dan bapak sudah meninggal.
                Bagaimana mungkin kita membiarkanya hidup sendiri?Siapa yang
                mengurusnya?Lagi pula Ibu bisa menemani anak kita saat kita pergi ke
                sawah.”

Ulfa        : “Mulai besok aku ngga mau kerja di sawah lagi,mas ,capek.”
Fu’at       : “Ya sudah,kamu di rumah saja.”

Ulfa        : “Tapi saya ngga mau ngurus Ibu,ngrepotin saja.Lagi pula Ibumu itu selalu saja memecahkan        piring yang ada dirumah ini”
Fu’at      : “Dek.dengar,Ibu kan sudah tua.Jangankan mengangkat piring,
                berjalan pun sudah kesulitan.”

Ulfa       : “Mas,pikirlah.Saya sudah capek membersihkan pecahan piring yang dipecahkan Ibu. Saya makan hati kalau begini terus. Nggak tahan.”
Fu’at       :  (Menghela nafas sambil menggelengkan kepala dan sesekali memejamkan
                 mata)

Ulfa        : “Pokoknya saya ngga mau Ibumu tinggal lagi di sini titik,”(membelakangi fu'at)

Hari kkemudian Ketika Fu’at baru saja menghirup udara pagi, fu’at melamun saat anak nya sedang bermain

 
Fu’at    : (Berbicara sendiri)
               “Oh,kenapa ini harus terjadi?Aku harus memilih antara istriku yang cantik dan
                Ibuku yang begitu penyayang.Siapa yang harus aku pilih?”(diam sejenak lalu
                mengambil sebuah balok kayu kemudian memahatnya)

Fitroh    : “Itu ayah ngapain yah ?”

Laila       : “Nanti juga kamu tau.”

Fitroh     : “mau buat mobil2an ya?”

Laila       : “Hmm..ayo kita pergi, jangan ganggu ayah.”

Saat makan siang, Fu’at, Ulfa, Fitroh, Laila dan Neneknya duduk di meja makan

Ulfa        :”mulai hari ini Ibu makan pakai ini saja (sambil melemparkan piring kayu yang telah dibuat suaminya ke pangkuan ibu mertuanya)”

Nenek     :”tapi, kenapa Ibu harus memakai piring kayu ini ? Ibu juga mau memakai piring seperti kalian”

Ulfa       :”sudahlah jangan banyak bicara pakai saja kalau tidak mau ya tidak usah makan !”

Laila       :”Ibu kenapa marah-marah sama Nenek ?”

Fu’at      :”sudahlah Dek, jangan marah-marah seperti itu.

                 Laila lanjutkan makan mu, ibumu hanya kasihan sama Nenek karena Nenek terus memecahkan piring saat dia makan, niat ayah dan ibu baik kok.”

Nenek    :”iya tidak apa-apa Nenek pakai piring kayu ini saja. Ya sudah kalian lanjutkan makan kalian”

Fitroh        :”tapi ibu tidak boleh marah-marah sama Nenek lagi”

Ulfa        :”iya ibu janji”


Beberapa saat kemudian.. setelah makan siang. Fitroh mengambil kayu didepan rumahnya dan kemudian mengambil pisau untuk memahat kayu. Fu’at yang hendak duduk santai didepan rumah melihat anaknya.


Fu’at     :Fit,.. mau kau apakan kayu dan pisau itu ?”

Fitroh       :”Fitroh mau buat hadiah untuk ayah dan ibu”

Ulfa        :”aduhh, sungguh baik hati anakku yang cantik ini (yang tiba-tiba datang dari dalam rumah) sungguh, apapun hadiah itu ayah dan ibu akan menerimanya dengan senang hati”

Fu;at       :”hadiah apakah yang ingin kau buat untuk kami ?”

Fitroh        :fitroh mau buat piring untuk ibu dan ayah seperti yang ayah buat untuk Nenek. fitroh tidak mau jika ayah dan ibu tua nanti ayah dan ibu akan memecahkan piring juga.”

Ulfa      :”(heran) apa maksudmu anakku ?”

Fitroh        :”Nanti kaki ayah dan ibu akan terluka terkena pecahan piring seperti yang pernah dialami Nenek”


Sesaat Fu’at dan Ulfa pun terdiam membisu, tetes air mata pun mulai mengalir di kedua mata mereka. Mereka sadar selama ini merekan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan perasaan Ibu mereka yang selama ini menyayangi mereka. Hanya karena mereka telah memiliki keluarga. Saat itu pula Fu’at dan Ulfa berlari menuju kamar Ibu mereka.

Fu’at   :”Ibu maafkan fu’at bu”

Ulfa     :”maafkan Ulfa juga bu, selama ini Ulfa sudah kasar sama ibu”

Nenek  :”tidak apa-apa nak, Ibu sudah memaafkan kalian”

Fitroh    :”(sambil berlari kearah ibu dan ayahnya) fitroh sayang kalian semua”

Laila    :”Laila juga”


Akhirnya, keluarga kecil mereka hidup bahagia.